Langitku langit. Terkadang engkaupun turut berduka. Atas matinya sebuah rasa. Juga gundah yang membuncah dalam jiwa. Aku lelah, menengadah Memandangmu yang tak kunjung menjawab.
Sekejab.. Lamunku buyar. Ketika petir mulai menyambar. Ku tersentak. Ku tersadar. Ternyata aku tersesat. Menelusuri jejak sesosok bayang.
Maafkan aku Yaa Allah.. Yang telah menyimpang dari jalan-Mu. Ampuni aku Yaa Rabb.. Yang telah lalai kepada-Mu. Tak rindu akan hadir-Mu.
Maafkan aku Yaa Muqollibal Quluub. Yang mungkin lebih mencintai makhluk-Mu daripada Engkau, Rabb-ku. Maafkan aku.. Yang lebih sering menghamba pada nafsu. Mengikuti langkah syetan. Dengan segala bujuk rayu.
Dan kini.. Aku sadar.. Berharap pada makhluk bisa dikhianati. Namun berharap kepada Sang Pencipta Makhluk, takan pernah terhianati.
Ku cari jalan lain. Jalan.. Jalan ini yang kupilih. Aku kembali kepada-Mu Yaa Rabb. Dengan diri berlumur dosa. Ampuni aku.. Biar kini ku pilih damai.. Sendiri.. Memilih jalan pulang kepada Sang Pencipta Hati, Illahi Rabbi.
Niatkan segalanya karena Sang Pencipta. Bukan dijadikan sebagai pelarian semata. Semoga di jalan ini.. Langitku takan berduka lagi. Karena aku yakin, janji Allah SWT itu pasti.
Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.
0 komentar:
Posting Komentar