Istighfar menghapus Duka dan Mengundang Rezeki
“Barang siapa
memperbanyak Istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan, dan
memberinya jalan keluar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari
arah yang tidak diduga-duga.”
(Riwayat Abu Dawud).
Istighfar
artinya memohon ampun kepada Allah SWT. Islam mengajarkan kepada umatnya
agar memperbanyak istighfar. Rasulallah SAW sendiri sehari minimal 70
kali mengucapkan Istighfar (Riwayat Bukhari). Rasulallah yang sudah
dijamin suci dari dosa (ma’sum) masih melakukan hal itu, apalagi kita,
mestinya lebih banyak lagi beristighfar, karena jelas tidak dijamin
suci. Bahkan mungkin lebih banyak dosanya ketimbang pahalanya.
Selain menghapus dosa, istighfar juga memberi manfaat lain. Ia bisa
membuka pintu rezeki. Alquran mengatakan demikian. “ Maka Aku berkata
(kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu fan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”.
(S.Nuh [71]: 10-12).
Berkaitan dengan ayat di atas, dalam Tafsir
Al-Maraghi ada cerita menarik. Hasan Al Basri adalah salah satu generasi
tabi’in (ulama yang pernah bertemu dengan sahabat). Ia ulama berilmu
dan shaleh. Banyak orang dating kepadanya bertanya soal agama dan minta
nasehat atas berbagai persoalan. Suatu kali datang kepadanya seorang
laki-laki mengadu tentang masa paceklik yang menimpanya. Hasan pun
menerima pengaduan itu dengan penuh perhatian. Tapi nasihat yang
diberikan tidak panjang-panjang. Ia hanya berucap “Beristighfarlah
kepada Allah SWT”.
Tak berapa lama datang laki-laki lain yang
mengeluh soal kemelaratan yang menderanya. Ulama yang masyhur itu juga
hanya bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Ada pula laki-laki lain
yang berkata “Doakanlah aku agar Allah memberiku anak”. Lagi-lagi Hasan
Cuma bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Datang lagi laki-laki
lain yang mengeluh kebunnya mengalami kekeringan. Jawaban Hasan tetap
sama “Beristighfarlah kepada Allah SWT”.
Sikap Hasan tadi rupanya
menjadi perhatian seseorang. Orang itu bingung, ditanya berbagai
persolan, eh…jawabannya itu-itu saja. Memangnya semua persoalan itu bisa
dipecahkan dengan hanya membaca Istighfar, kira-kira begitu pikiran
orang itu. Tak tahan menahan keheranan, ia pun bertanya kepada Hasan,
“Beberapa orang laki-laki mendatangimu mengeluhkan berbagai persoalan,
tetapi engkau hanya menyuruh mereka semua untuk membaca istighfar!”.
Hasan menjawab tenang “Aku sama sekali tidak mengatakan apapun dari
diriku sendiri. Sesungguhnya Allah SWT berfirman (seperti itu)”. Ulama
yang namany masyhur hingga kini itu lalu mengutip surat Nuh ayat 10-12
seperti dikutip di atas.
Anak, Hujan dan Rezeki.
Kisah ini
terdapat dalam Musnad Abu Hanifah. Dari kitab yang ditulis oleh imam
Hanafi, salah satu imam mahzab, disebutkan sebuah riwayat dari Jabir bin
Abdullah. Suatu ketika, ada seseorang yang dating menemui Nabi SAW.
Orang ini belum dikaruniai anak, karena itu ia ingin mendapat keturunan.
Rasulallah SAW lalu berkata “Engkau memperbanyak Istighfar dan sedekah
maka engkau akan diberi rizki dengan lantaran keduanya.” Laki-laki itu
lalu memperbanyak Istighfar dan sedekah. Jabir mengatakan bahwa
laki-laki itu akhirnya dikaruniai sembilan anak laki-laki.
Ini
kisah lain lagi, dituturkan Syaikh ‘Aidh al-Qarni, penulis buku best
seller La Tahzan. Ada seorang yang tak kunjung dikarunia anak. Sementara
para dokter sudah angkat tangan tidak mampu mengobatinya dan
obat-obatan pun sudah tidak mempan lagi. Orang itu akhirnya bertanya
kepada salah seorang ulama yang kemudian menyarankan kepadanya,
“Hendaklah engkau memperbanyak Istighfar di kala subuh dan sore hari,
sesungguhnya Allah SWT mengatakan perihal orang-orang yang beristighfar,
‘Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu.’ (Nuh[71]:12). Lelaki itu
kemudian memperbanyak Istighfar secara terus menerus. Akhirnya dengan
izin Allah SWT dan kasih sayang Nya, ia pun mendapatkan keturunan yang
shaleh-shaleh.
Umar bin Khaththab, salah satu sahabat Rasuallah
SAW yang pernah menjadi Amirul Mukminin memegang erat ayat-ayat tersebut
ketika ia meminta supaya Allah SWT menurunkan hujan. Mathraf
meriwayatkan dari cerita asy-Sya’bi bahwa suatu ketika Umar keluar dari
rumahnya untuk berkumpul bersama orang-orang meminta hujan turun. Namun,
Umar hanya membaca Istighfar dan tidak lebih dari itu, sampai akhirnya
ia pulang. Ada orang berkata kepadanya, “Aku tidak mendengar engkau
memohon supaya turun hujan.” Umar berkata, “Aku memohon supaya
didatangkan bintang majadin di langit yang biasanya turun membawa hujan.
Setekah itu ia membaca ayat (dalam surat Nuh ayat 10-12), Maka aku
katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia
maha pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat.”
Allah SWT berfirman dalam kitab Nya yang mulia, “Dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhamnu dan bertaubat kepadaNya,
(jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai waktu yang telah
ditentukan…”(Hud[11]:3).
Ayat tersebut menyatakan janji Allah SWT
yang akan memberikan kenikmatan bagi orang yang memohon ampunan dan
bertaubat. Adapun yang dimaksud “Dia akan memeberi kenikmatan yang
baik”,menurut Ibnu Abbas adalah memeberi anugerah berupa rezeki dan
kelapangan.
Al Qurtubi mengatakan, itulah buah dari Istighfar dan
taubat, yaitu Allah SWT memberi kenikmatan dan berupa manfaat berupa
luasnya rezeki dan kesenangan.
Adapun lafal istighfar itu
macam-macam, sebagaimana terdapat dalam Hadis-hadis Shahih. Ada yang
pendek dan ada pula yang panjang. Lafal-lafal itu antara lain, “Aku
memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (Mutafaq’alaih).
“Aku Memohon ampunan kepada Allah, zat yang tiada Tuhan selain Dia,
yang Maha Hidup lagi Maha Menegakkan dan aku bertaubat kepadan-Nya.”
(Riwayat Abu Dawud, Tirmizi, Hakim).
Namun jika semua hal itu
telah dilakukan, lalu pertolonga Allah SWT tak kunjung dating, tak layak
bagi seorang beriman bersikap putus asa, hingga mengaggapnya sebagai
ketidakadilan Tuhan. Naudzubillah mindzalik. Boleh jadi yang demikian
itu merupakan cara “terbaik” Allah SWT menyayangi dan menyelamatkan
hamba-Nya.
Nah, marilah kita beristighfar sebanyak-banyaknya
dengan niat mengikuti perintah Nabi SAW. Semoga Allah SWT memberikan
jalan keluar atas persoalan yang kita hadapi. Amin. Wallahu a’lam.
(src: https://tarbiahmoeslim.wordpress.com/2010/03/04/istiqfar-menghapus-duka-dan-mengundang-rezeqi/)
Unknown
DeveloperCras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.
BalasHapusDaripada Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda, “Sebahagian daripada al-Qur’an ada satu surah yang jumlah ayatnya tiga puluh ayat semuanya, surah ini dapat memberikan pertolongan kepada orang yang membacanya sehingga diampunkan segala dosa-dosanya, surah itu ialah “al-Mulk”.