Dua Santri Indonesia Akan Menjadi Imam Tarawih di New York
VIVA.co.id - Seiring meningkatnya jumlah muslim di Amerika Serikat, kebutuhan akan imam masjid makin terasa dibutuhkan. Saat ini, meski belum ada data pasti, diperkirakan ada enam sampai sembilan juta kaum muslim di Amerika.
Kebutuhan akan imam masjid terasa saat momen hari besar islam
seperti bulan Ramadhan. Kebutuhan akan imam untuk memimpin salat taraweh
sering membuat pengelola masjid mendatangkan relawan dari negara lain.
Relawan yang didatangkan biasanya para santri penghafal Al-Quran.
Santri-santri dari Indonesia sering mendapatkan panggilan untuk menjadi
relawan memimpin salat taraweh atau lainnya. Tahun ini dua santri asal
Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an terpilih untuk memimpin shalat
taraweh di New York.
“Sewaktu ustaz Yusuf Mansur berkunjung ke Amerika Serikat ada
permintaan dari komunitas muslim di sana lewat ustaz Shamsi Ali untuk
mengirimkan santri yang akan bertugas menjadi imam saat shalat taraweh
nanti. Alhamdulillah, dua santri kami akan segera berangkat dan saat ini
sedang dalam pengurusan dokumentasi pelengkap” ujar ustaz Slamet Ibnu
Syam, pengasuh Ponpes Daarul Qur’an.
Keberangkatan kedua santri ke New York ini juga tidak lepas dari
peran Ustaz Muhammad Shamsi Ali. Beliau merupakan warga negara Indonesia
yang telah menetap selama 18 tahun di New York. Ayah lima anak ini
merupakan imam dan Ketua Yayasan Masjid Al-Hikmah, yang didirikan muslim
Indonesia di Astoria. Selain itu ia juga tercatat sebagai Direktur
Jamaica Muslim Center di Queens.
Afif Okjil dan Syafril Mude, dua santri yang baru saja menjalani
wisuda kelulusan yang akan berangkat ke Amerika Serikat. Keduanya
terpilih selain memiliki hafalan 30 juz juga dianggap sebagai dua santri
terbaik.
“Setelah melihat kualifikasi yang dibutuhkan, kedua santri ini kami
anggap sanggup untuk menjalankan tugas ini” ujar ustadz Slamet.
Ia menambahkan, ini bukanlah yang pertama para santri Daarul Qur’an
dipinta untuk menjadi imam di luar negeri. Sebelumnya ada santri yang
dikirim ke Malaysia dan Jepang.
“Setiap tahunnya selalu ada permintaan dari komunitas muslim di luar negeri” tambahnya.
Afif pun sempat terkejut saat namanya diberitahu akan
diberangkatkan ke Amerika. Ia mengaku akan menjalankan kepercayaan ini
dengan baik.
“Awalnya sempat tidak percaya dengan penunjukan ini. Namun, kini
saya dan Syafril tengah menyiapkan mental dan terus mengulang hafalan
agar bisa menjalankan tugas ini dengan baik” ujar Afif.
Meski mengaku tidak ada persiapan khusus keduanya kini tengah belajar bahasa Inggris dari buku-buku yang ada.
“Sebagai bekal komunikasi disana” ujar Afif sambil tersenyum. (Ahmad Syakib)
© VIVA.co.id (http://m.news.viva.co.id/news/read/638386-dua-santri-indonesia-akan-menjadi-imam-tarawih-di-new-york)
0 komentar:
Posting Komentar